Fullseoblog | Bangunan Zaman Megalitikum Di Indonesia - Terdapat beberapa bangunan hasil kebudayaan megalitikum yang di temukan di Indonesia, Diantaranya :
Bangunan Zaman Megalitikum Di Indonesia
Dolmen |
- Dolmen : Bangunan ini oleh penduduk setempat disebut “makam Cina”. Dolmen dipergunakan sebagai peti mayat. Kecuali sebagai peti mayat, dolmen juga dipergunakan semacam meja, tempat untuk meletekkan sesaji. Ditemukan Bondowoso, Jawa Timur.
- Menhir : Menhir adalah tugu dari batu tunggal atau batu tegak yang didirikan untuk upacara menghormati roh nenek moyang. Menhir ada yang berdiri dalam satu kelompok di temukan di Pasemah, Sumatera Selatan.
- Kuburan Peti Batu : Kubur batu yang berupa peti batu yang terdiri dari papan-papan batu yang lepas, yaitu dua sisi panjang, dua sisi lebar, lantai batu, dan diberi penutup dari batu pula. Berbeda dengan sarkofagus yang terbuat dari batu utuh menyerupai lesung batu yang diberi tutup. Sedang kubur batu ini dibuat dari papan batu yang disusun berbentuk peti di temukan di Kuningan, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.
- Sarkofagus : Sarkofagus seperti juga dolmen adalah sebagai peti mayat dari batu. Di dalamnya ditemukan tulang-tulang manusia bersama dengan bekal kuburnya periuk-periuk, beliung persegi, perhiasan dari perunggu dan besi. Di Bali sarkofagus dianggap sebagai benda keramat. Sarkofagus
adalah peti mayat dari batu (batu padas) berbentuk seperti lesung yang tertutup. Sarkofagus di Bali pada umumnya berukuran kecil (antara 80-140 cm) dan ada pula beberapa yang berukuran besar yaitu lebih dari 2 meter di temukan di Bali. - Punden Berundak : Punden berundak merupakan tempat pemujaan. Biasanya pada punden berundak ini didirikan menhir. Bangunan megalitik ini merupakan susunan batu yang berundak-undak di temukan di Lebak, Sibedug dan Banten Selatan.
- Arca Megalitik : Arca-arca megalitik menggambarkan manusia dan binatang. Binatang-binatang yang digambarkan adalah berupa gajah, kerbau, harimau, dan monyet. Arca-Arca di daerah Sumatera Selatan menurut anggapan Von Heine Geldern bersifat “dinamik” dan “statik”. Bahan batu untuk membuat arca dipilih menurut bentuk-bentuk patung yang akan dipahat, kemudian bentuk patung yang akan dipahat disesuaikan dengan bentuk asli batunya.
Sebagian besar patung yang menggambarkan manusia berbentuk orang laki-laki dan kepalanya memakai tutup kepala yang menyerupai topi baja, matanya bulat, menonjol dengan dahi yang menjorok, seperti tampang orang negroid, memakai hiasan gelang pada tangan dan kalung, serta membawa pedang pendek yang tampak menyerupai golok lurus atau belati runcing dan tergantung pada pinggangnya. Bagian kaki tertutup oleh pembalut kaki.
Sekian artikel mengenai Bangunan Zaman Megalitikum Di Indonesia, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan kita.